Selasa, 27 April 2010

inti pusat kota

Masa depan dunia adalah Urbanisasi yang terbuka. itulah yang berpotensi membangunkan konsentrasi penduduk di suatu tempat saja. pernahkah terbayang di AS dimana penduduk tersebut tersebar dimana saja umumnya mereka tidak tinggal lagi ditempat asalnya,gambarannya kira-kira
- pemuda dari texas memilih pindah ke San Francisco karena tertarik industri kreatif.
- Dari Orlanda ke Bostan karena pingin jadi Ilmuan
- Pemuda Milwakee ke Miami karena suka lingkungan Gay
untuk di Indonesia dipertanyakan bagaimana kira2 masing-masing orang juga bisa menentukan untuk tinggal dimana saja, karena itu pergulatan ide Indonesia, ini saya paparkan sedikit tentang kota...
Teori mengembangkan Wilayah
A. Tata Kota
1. Consentric Zone Theory( Konsentrik)
Teori konsentrik yang diciptakan oleh E.W. Burgess pada pengamatanya di Chicago pada tahun 1925, bahwa perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkaran konsentrik, suatu kota akan terdiri dari zona-zona yang konsentris dan masing-masing zona ini sekaligus mencerminkan tipe penggunaan lahan yang berbeda.
- Daerah pusat bisnis
daerah ini terbagi menjadi dua bagian; 1.bagian paling inti adalah daerah paling dekat dengan kota (Retail Business District). Di daerah ini terdapat bangunan toko, hotel, restoran, gedung, bioskop dan sebagainya. Bagian di luarnya diperuntukkan kegiatan ekonomi dalam jumlah yang lebih besar antara lain seperti pasar, pergudangan dan gedung penyimpan barang supaya tahan lebih lama.
- Daerah percobaan (Transisi)
merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan pemukiman yang terus menerus. Daerah ini banyak dihuni oleh lapisan bawah atau mereka yang berpenghasilan rendah.
- Daerah para pekerja
daerah ini banyak diduduki perumahan pekerja-pekerja pabrik, industri dan daerah ini sedikit lebih baik di bandingkan daerah transisi, daerah ini berpenghasilan yang lumanyan baik.
- Daerah pemukiman better (yang lebih baik)
daerah ini di huni oleh orang-orang yang profosional, yaitu pemilik-pemilik usaha, para pegawai dan lainnya, fasilitas juga baik. sehingga kenyamanan dapat dirasakan.
-Daerah commuters (para penglaju)
daerah ini merupakan daerah yang paling luas dari sebuah kota. dengan bermunculan perkembangan permukiman baru yang berkualitas tinggi.

Ciri khas utama teori ini adalah adanya kecenderungan, dalam perkembangan tiap daerah dalam cenderung memperluas dan masuk daerah berikutnya (sebelah luarnya). Prosesnya mengikuti sebuah urutan-urutan yang dikenal sebagai rangkaian invasi (invasion succesion). Cepatnya proses ini tergantung pada laju pertumbuhan ekonomi kota dan perkembangan penduduk. Sedangkan di pihak lain, jika jumlah penduduk sebuah kota besar cenderung menurun, maka daerah disebelah luar cenderung tetap sama sedangkan daerah transisi menyusut kedalam daerah pusat bisnis. Penyusutan daerah pusat bisnis ini akan menciptakan daerah kumuh komersial dan perkampungan. Sedangkan interprestasi ekonomi dari teori konsentrik menekankan bahwa semakin dekat dengan pusat kota semakin mahal harga tanah.

  1. Teori Sektor

Teori ini dikemukakan oleh Humer Hyot (1939), menyatakan bahwa perkembangan kota terjadi mengarah melalui jalur-jalur sektor tertentu. Sebagian besar daerah kota terletak beberapa jalur-jalur sektor dengan taraf sewa tinggi, sebagian lainnya jalur-jalur dengan tarif sewa rendah yang terletak dari dekat pusat kearah pinggiran kota. Dalam perkembangannya daerah-daerah dengan taraf sewa tinggi bergerak keluar sepanjang sektor atau dua sektor tertentu (Spillane dan Wan, 1993:19).

Menurut Humer Hyot kecenderungan pendudk untuk bertempat tinggal adalah pada daerah-daerah yang dianggap nyaman dalam arti luas. Nyaman dapat diartikan dengan kemudahan-kemudahan terhada fasilitas, kondisi lingkungna baik alami maupun non alami yang bersih dari polusibaik fiskal maupun nonfiskal, prestise yang tinggi dan lain sebagainya.




2

Gambar 2.2 Teori sektor ( Hammer Hyot )

Sumber: (Yunus,2000:26)

Keterangan :

1) Daerah Pusat Bisnis

2) Daerah Industri ringan dan perdagangan

3) Daerah pemukiman kelas rendah

4) Daerah pemukiman kelas menengah

5) Daerah pemukiman kelas tinggi

Secara garis besar zona yang ada dalam teori sektor dapat dijelaskan sebagai berikut :

Zona 1: Daerah Pusat Bisnis

Deskripsi anatomisnya sama dengan zona 1 dalam teori konsentris, merupakan pusat kota dan pusat bisnis.

Zona 2: Daerah Industri Kecil dan Perdagangan

Terdiri dari kegiatan pabrik ringan, terletak diujung kota dan jauh dari kota menjari ke arah luar. Persebaran zona ini dipengaruhi oleh peranan jalur transportasi dan komunikasi yang berfungsi menghubungkan zona ini dengan pusat bisnis.

Zona 3: Daerah pemukiman kelas rendah

Dihuni oleh penduduk yang mempunyai kemampuan ekonomi lemah. Sebagian zona ini membentuk persebaran yang memanjang di mana biasanya sangat dipengaruhi oleh adanya rute transportasi dan komunikasi. Walaupun begitu faktor penentu langsung terhadap persebaran pada zona ini bukanlah jalur transportasi dan komunikasi melainkan keberadaan pabrik-pabrik dan industri-industri yang memberikan harapan banyaknya lapangan pekerjaan.

Zona 4: Daerah pemukiman kelas menengah

Kemapanan Ekonomi penghuni yang berasal dari zona 3 memungkinkanya tidak perlu lagi bertempat tinggal dekat dengan tempat kerja. Golongan ini dalam taraf kondisi kemampuan ekonomi yang menanjak dan semakin baik.

Zona 5: Daerah pemukiman kelas tinggi

Daerah ini dihuni penduduk dengan penghasilan yang tinggi. Kelompok ini disebut sebagai “status seekers”, yaitu orang-orang yang sangat kuat status ekonominya dan berusaha mencari pengakuan orang lain dalam hal ketinggian status sosialnya.

  1. Teori Pusat Kegiatan Banyak

Dikemukakan oleh Harris dan Ulman, menurut pendapatnya kota-kota besar tumbuh sebagai suatu produk perkembangan dan integrasi terus-menerus dari pusat-pusat kegiatan yang terpisah satu sama lain dalam suatu sistem perkotaan dan proses pertumbuhannya ditandai oleh gejala spesialisasi dan diferensiasi ruang (Yunus, 2000:45).




3

Gambar 2.3 Model pusat kegiatan banyak menurut Haris-Ulman

Sumber: (yunus, 2000:47)

Keterangan:

1) Daerah Pusat Bisnis

2) Daerah Industri ringan dan perdagangan

3) Daerah pemukiman kelas rendah

4) Daerah pemukiman kelas menengah

5) Daerah pemukiman kelas tinggi

6) Daerah industri berat

7) Daerah bisnis

8) Daerah tempat tinggal pinggiran

9) Daerah industri di daerah pinggiran

Zone- zone keruangan berdasarkan keterangan di atas dapat dijelaskan sbagai berikut:

Zone 1: Daerah pusat bisnis

Zona pada teori ini sama dengan zona pada teori konsentris.

Zona 2: Daerah industri ringan dan perdagangan

Persebaran pada zona ini banyak mengelompok sepanjang jalur kereta api dan dekat dengan daerah pusat bisnis

Zona 3: Daerah pemukiman kelas rendah

Zona ini mencerminkan daerah yang kurang baik untuk pemukiman sehingga penghuninya umumnya dari golongan rendah.

Zona 4: Daerah pemukiman kelas menengah

Zone ini tergolong lebih baik daro zone 3, dikarenakan penduduk yang tinggal di sini mempunyai penghasilan yang lebih baik dari penduduk pada zoe 3.

Zona 5: Daerah pemukiman kelas tinggi

Zone ini mempunyai kondisi paling baik untuk permukiman dalam artian fisik maupun penyediaan fasilitas. Lokasinya relatif jauh dari pusat bisnis, namun untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya di dekatnya dibangun daerah bisnis baru yang fungsinya sama seperti daerah pusat bisnis.

Zona 6: Daerah industri berat

Merupakan daerah pabrik-pabrik besar yang banyak mengalami berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran , kebisingan, kesmrawutan lalu lintas dan sebagainya. Namun zona ini juga banyak menjanjikan berbagai lapangan pekerjaan. Penduduk berpenghasilan rendah bertempat tinggal dekat zona ini.

Zona 7: Daerah bisnis lainnya

Zona ini muncul seiring munculnya daera pemukiman kelas tinggi yang lokasinya jauh dari daerah pusat bisnis, sehingga untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada daerah ini maka diciptakan zona ini.

Zona 8: Daerah tempat tinggal di pinggiran

Penduduk di sini sebagian besar bekerja di pusat-pusat kota dan daerah ini hanyak husus digunakan untuk tempat tinggal.

Zona 9: Daerah industri di daerah pinggiran

Unsur transportasi menjadi prasyarat hidupnya zona ini. Pada perkembangan selanjutnya dapat menciptakan pola-pola persebaran keruanganya sendiri dengan proses serupa.

Proses Pemekaran Kota

Suatu kota mengalami perkembangan dri waktu ke waktu. Perkembangan ini menyangkut aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi dan fisik. Khususnya mengenai aspek yang berkaitan langsung dengan penggunaan lahan perkotaan maupun penggunaan lahan pedesaan adalah perkembangan fisik, khususnya perubahan arealnya yg disebut pendekatan morfologi kota atau “Urban Morphological Approach” (Yunus, 2000:107).

Menurut Herbert (Herbert dalam Yunus, 2000:197) Matra morfologi pemukiman menyoroti eksistensi keruangan kekotaan dan hal ini dapat diamati dar kenampakan kota secara fiskal yang antara lain tercermin pada sistem jalan-jalan yang ada, blok-blok bangunan baik dari daerah hunian ataupun bukan (perdagangan dan industri) dan juga banguna individual.

Dengan meningkatnya jumlah penduduk perkotaan maupun kegiatan penduduk perkotaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ruang perkotaan yang besar. Oleh karena ketersediaan ruang di dalam kota tetap dan terbatas, maka meningkatnya kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di daerah pinggiran kota. Proses perembetan kenampakan fisik kekotaan ke arah luar disebut”urban sprawl”.Adapun macam “urban sprawl” sebagai berikut: (Yunus, 2000:124)

Tipe 1: Perembetan konsentris (Concentric Development/ Low Density continous development)




4

Gambar 2.4 Perembetan konsentris

Sumber: (Yunus, 2000:126)

Dikemukakan pertama kali oleh Harvey Clark (1971) menyebut tipe ini sebagai “lowdensity, continous development” dan Wallace (1980) menyebut “concentric dvelopment”. Tipe perembetan paling lambat, berjalan perlahan-lahan terbatas pada semua bagian-bagian luar kenampakkan fisik kota yang sudah ada sehingga akan membentuk suatu kenampakan morfologi kota yang kompak. Peran transportasi terhadap perembetannya tidak begitu besar.

Tipe 2: Perembetan memanjang (ribbon development/lineair development/axial development)

Tipe ini menunjukkan ketidakmerataan perembetan areal perkotaan di semua bagian sisi luar daripada daerah kota utama. Perembetan paling cepat terlihat di sepanjang jalur transportasi yang ada, khususnya yang bersifat menjari (radial) dari pusat kota. Daerah disepanjang rute transportasi merupakan tekanan paling berat dari perkembangan (Yunus, 2000:127).

Tidak ada komentar: